02716 2200217 4500001002100000005001500021035002000036007000300056008004100059020002200100100002900122245007500151260006500226300001700291650000900308650001800317520211700335082001202452084001802464990001602482INLIS00000000000082720240729013920 a0010-0124000556ta240729 g 0 ind  a978-979-8451-50-80 aPrastowo, Bambang; et al1 aProsiding Lokakarya Pengembangan Sagu di Indonesia /cBambang Prastowo aBogor :bPusat Penelitian dan Pengembangan Perkebunan,c2007 a150 ;c26 cm 4aSagu 4aRak Prosiding aUntuk mengatasi permasalahan yang dihadapi dalam pengembangan sagu saat ini, berbagai usaha yang harus dilakukan adalah (a) pembenahan data/informasi tentang sagu, (2) penyediaan bahan tanaman, (3) sarana/prasarana dan teknolog pengolahan, (4) ketersediaan pasar dan permodalan, (5) infrastruktur, dan (6) sosialisasi rencana aksi pengembangan sagu kepada pemangku kepentingan dan masyarakat. 1. Pembenahan data/informasi yang berkaitan dengan sagu meliputi pendataan yang lebih akurat mengenai sebaran tanaman sagu di Indonesia, inventarisasi dan identifikasi jenis-jenis sagu yang berkualitas dengan potensi produksi tinggi, serta identifikasi pengusaha yang telah melakukan usaha maupun yang berminat dalam pengembangan industri agribisnis sagu. Kegiatan ini dilakukan oleh lembaga-lembaga penelitian di Departemen Pertanian, Departemen Kehutanan, dan Perguruan Tinggi. 2. Penyedian bahan tanaman unggul/terpilih untuk pengembangan berskala luas oleh swasta sebaiknya dilakukan melalui kultur jaringan dengan menggunakan bahan tanaman unggul yang telah diperoleh lembaga penelitian seperti Balitka, BPPT, Balitbio Perkebunan dan Perguruan Tinggi. Sedangkan pengembangan untuk masyarakat (skala kecil) dapat dilakukan dengan perbanyakan melalui anakan dari pohon induk terpilih yang dilakukan oleh masyarakat bersama pemerintah. 3. Sarana/prasarana dan teknologi pengolahan sagu berskala kecil baik berupa peralatan maupun teknik pengolahannya perlu diteliti/dikembangkan lebih lanjut dari yang telah dihasilkan oleh lembaga penelitian dan perguruan tinggi. 4. Harga, ketersediaan pasar dan modal sangat berpengaruh dalam mempercepat pengembangan sagu di Indonesia. Harga produk sagu, khususnya produk primer relatif stabil, sehingga nilai tukarnya terus menurun; kondisi pasar dan permodalan yang masih sangat terbatas menjadi kendala dalam pengembangan produk sagu lebih lanjut. 5. Memfasilitasi pembangunan infrastruktur untuk kawasan pertanaman yang telah ada (eksisting) dan pengembangan baru oleh pemerintah daerah sangat perlu untuk mendorong pengembangan sagu oleh masyarakat dan swasta. a633.683 a633.683 PRA p a00000000999